Labuhanbatu,SuaraNusantara.net
Hamdani Hasibuan, selaku Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Kabupaten Labuhanbatu, sangat menyayangkan tindakan penganiayaan secara bersama sama yang dilakukan Kepala Kepolisian Resort Labuhanbatu, AKBP Bernhard L Malau dan Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Labuhanbatu, AKP Roberto P Sianturi, pada jurnalis Tribrata TV serta kontributor klikindonesia.co, Samuel Tampubolon.
Penganiayaan itu terjadi pada Selasa 20 Februari 2024 sekira pukul 20.30 Wib di Bing & Bing Coffe, Tea and Cream Jalan SM. Raja No 98, Bakaran Batu, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu.
Hamdani menyampaikan kepada wartawan sebagai orang nomor satu di Kepolisian Resort Labuhanbatu serta sebagai aparat penegak hukum seharusnya dapat memberikan contoh yang baik kepada seluruh personil dan masyarakat.
“Aparat kepolisian seharusnya melindungi, mengayomi serta menjadi pelayan bagi masyarakat, tetapi kita lihat Kapolres dan Kasat Narkoba tidak menjalani tugas pokok dan fungsi tersebut, ” ucap Hamdani, Selasa (27/2/2024).
Menurutnya jikalaupun ada hal – hal yang tidak tepat atau komunikasi yang kurang bagus antara korban dan terduga pelaku, tetaplah tidak etis dan tidak dibenarkan seorang pengayom masyarakat yang duduk sebagai Kapolres dan Kasat Narkoba melakukan tindakan ala premanisme.
“Untuk itu kami meminta dan mendesak kepada Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia untuk segera memproses laporan polisi atas penganiayaan yang menimpa saudara Samuel Tampubolon serta segera mungkin mencopot Kapolres Labuhanbatu dan Kasat Narkoba jika terbukti bersalah”, ucapnya lagi.
Selain itu Hamdani Hasibuan juga minta jangan sampai ada intervensi dalam proses penegakkan hukum dalam kasus ini serta diproses secara transparan agar masyarakat mengetahui fakta sebenarnya.
“Jika terbukti bersalah atas laporan pengaduan di Propam Poldasu terkait adanya dugaan pelanggaran etik serta adanya dugaan tindak pidana maka harus diberikan sanksi seberat beratnya karena pelaku adalah penegak hukum,” tuturnya
Hamdani juga berjanji akan membawa mahasiswa beramai – ramai turun ke jalan untuk aksi demonstrasi apabila proses penanganan kasus ini dinilai lambat.
Dengan waktu yang berbeda saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Labuhanbatu Raya, Ferry Setiawan juga sangat prihatin jika penganiayaan itu dilakukan oleh oknum Kapolres Labuhanbatu dan Kasat Narkoba. Keduanya seharusnya sebagai penegak hukum namun bertindak melanggar hukum. “Hal ini tidak mencerminkan sikap Polri yang presisi,” tegasnya.
Seharusnya Kapolres menciptakan sutuasi dan kondisi yang aman dan damai di wilayah tugasnya. Bukan membuat masyarakat menjadi gelisah dan merasa takut atas tindakan-tindakan yang arogan.
Apalagi saat ini masyarakat baru saja melewati pesta rakyat (Pemilu) tentunya situasinya saat ini belum stabil. Kasus ini harus segera diproses berdasarkan ketentuan yang berlaku, sebelum amarah masyarakat semakin tinggi dan dikhawatirkan situasi semakin tidak kondusif di Labuhanbatu ,”ucapnya.
Berbeda dengan Ketua Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Rantauprapat Rian Harefa saat diminta tanggapannya melalui telepon seluler atas perihal oknum Kapolres dan Kasat narkoba polres Labuhanbatu mengeroyok wartawan hingga masuk rumah sakit umum, Rian mendesak untuk memecat oknum – oknum yang terlibat jika bener terbukti bersalah oleh propam Polda Sumut.
“Iya bang, jika terbukti melakukan hal tersebut lebih baik dipecat saja, karena oknum – oknum seperti itu perusak institusi polri. Kita mahasiswa tidak mau adalagi oknum – oknum arogan bertugas di Labuhanbatu,” tegasnya.
Dalam hal ini kita akan menyurati Kapolri Jenderal Pol Drs.Listyo Sigit Prabowo untuk mengambil alih kasus ini jika Kapolda Sumatra Utara tidak mampu mengungkap kasus ini.
“Saya mewakili teman – teman mahasiswa khususnya Cipayung Labuhanbatu akan mengawal kasus ini, yang dimana saya membaca dari salah satu media online sebelum memimpin di Polres Labuhanbatu oknum AKBP Bernhard L Malau pernah tercoreng namanya karena memukul personil Polrestabes Medan saat masih menjadi Kapolsek Deli Tua,” katanya.
Karakter yang tempramental tidak boleh dimiliki oleh seorang pemimpin, dia harus siap menghadapi berbagai macam orang, tutupnya.(SN)